Selasa, 16 Mei 2017

Pertemuan 4 (Sabtu, 13 Mei 2017)



Pada hari Sabtu, 13 Mei 2017, kami melakukan kunjungan terakhir ke panti ini. Kami kumpul seperti biasa di Kampus Binus Alam Sutera dan melakukan perjalanan ke panti. Sesampainya di sana, kami melihat para nenek sedang melakukan senam pagi dengan perawat dari AKPER. Kami pun menunggu sebentar dan ketika mereka selesai, para nenek ke kamar masing-masing untuk makan pagi. Setelah makan, kami mengumpulkan mereka di 1 tempat dan melakukan aktivitas terakhir kami, yaitu membuat tulisan nama untuk ditempel di pintu kamar masing-masing nenek. Setelah itu kami berfoto bersama dan memberikan kenangan, yaitu foto kami dengan nenek dan daster. Para nenek terlihat senang dengan pemberian kami. Ini adalah kesan dari masing-masing anggota kelompok kami :
Ellysa : Tanggal 13 May adalah kunjungan terakhir kelompok kami ke panti jompo di Islamic Village. Pada pertemuan terakhir, kelompok kami memutuskan untuk melakukan kerajinan tangan bersama para nenek di panti jompo tersebut. Kami membuatkan name tag terbuat dari bahan flanel yang dapat ditempelkan di masing-masing pintu kamar mereka. Aktivitas tersebut dilaksanakan setelah mereka selesai melakukan senam pagi dengan para perawat atau suster yang berada di panti jompo tersebut. Kami membuatkan name tag tersebut dengan warna-warna yang bervariasi dan bentuk-bentuk yang kreatif, yang pastinya sesuai dengan keinginan mereka. Kelompok kami memilih untuk membuatkan name tag tersebut karena kami melihat name tag yang sudah ada di pintu mereka kondisinya sudah tidak baik lagi dan sudah banyak yang copot. Sehingga menurut kami ini adalah kesempatan yang baik untuk membuatkan name tag yang baru untuk mereka, mereka pun terlihat sangat semangat dan senang saat kita memberi tau bahwa kita akan membuatkan mereka name tag. Seselesainya kami membuat name tag dan memasangkannya di pintu mereka masing-masing, kami pun berfoto dengan mereka sambil menunjukkan hasil karya yang sudah kita buat. Seselesainya kami berfoto, kami pun berpamitan dengan mereka dan memberitaukan bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir kami. Kami pun berterimakasih kepada mereka telah menerima kehadiran kami di panti jompo tersebut dan memohon maaf jika terdapat kesalahan atau kekurangan dari kelompok kami. Seselesainya kami berpamitan kami pun berfoto untuk terakhir kalinya bersama-sama dan kami pun pulang dengan rasa senang dan juga terharu karena hari itu adalah hari terakhir kami berkunjung ke panti jompo Islamic Village.
Gracia : Pada tanggal 13 Mei adalah hari terakhir kami melakukan kunjungan ke Panti Werdha Islamic Village. Kami memikirkan mengenai kegiatan apa yang harus kami lakukan selama di panti. Kami sempat berpikir untuk membuat manik-manik, gelang, dan lain sebagainya. Dan pada akhirnya kami memutuskan untuk membuat tulisan nama untuk ditempel di depan pintu kamar nenek masing-masing. Karena tulisan nama di pintu mereka kebanyakan sudah rusak. Kami pun membeli kain flanel dengan banyak warna dan juga menyiapkan lem, spidol, dan gunting. Pada saat kami sampai, kami kembali menyapa nenek-nenek yang sedang melakukan senam pagi dengan perawat dari AKPER. Setelah selesai, kami mengumpulkan nenek dalam 1 tempat. Di situ, kami membuat kelompok menjadi 3, saya dengan Cynthia, Putri dengan Nabila, dan Lisa dengan Cindy. Saya dan Cynthia membuat nama untuk 3 nenek, Putri dan Nabila membuat nama untuk 3 nenek juga, dan Lisa dan Cindy membuat nama untuk 1 nenek. Karena nenek sudah tidak mampu untuk menggunting dan yang lainnya, maka kami yang membuat semuanya, namun kami membiarkan nenek memilih kain flanel yang dia inginkan untuk namanya. Para nenek terlihat senang dengan nama yang akan kami buat. Selama membuat nama, kami juga mengobrol dengan nenek tersebut. Sangat menyenangkan sekali. Nenek juga terlihat senang. Setelah selesai membuat nama, kami menempelkannya di pintu kamar mereka masing-masing dan mengambil foto dengan kami. Setelah membuat nama, kami pun berpamitan pulang dengan nenek. Kami memberikan para nenek masing-masing daster karena kami melihat pakaian yang kebanyakan nenek pakai adalah daster. Nenek terlihat senang dengan pemberian kami. Sayangnya pada saat itu Ibu Amelia tidak ada di panti, sehingga kami tidak bisa berpamitan dengannya, tetapi kami sudah menitipkan daster juga kepada karyawan di sana untuk Ibu Amelia dan berpamitan pulang. Banyak pengalaman yang saya rasakan selama melakukan kunjungan ke panti werdha, mendengar kisah hidup para nenek membuat saya menyadari betapa hidup harus kita syukuri dan nikmati dan hidup dengan baik dan benar. Saya juga mengucapkan ucapan terima kasih kepada Ibu Amelia melalu sms karena saya yang menjadi penghubung kelompok CB ini terhadap Panti Werdha/Jompo Yayasan Islamic Village.
Nabila Q : Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir kita dipanti jompo Werdha ini. Acara kita dihari terakhir ini ingin membuat kerajinan tangan untuk membuat nama-nama para nenek untuk ditempel di pintu kamarnya. Kita membawa flanel yang cukup banyak untuk membuat nama para nenek-nenek yang ada di panti Werdha ini. Karena keterbatasan untuk melihat untuk menggunting dan menulis dikain flanel maka dari itu kita yg mengerjakannya dan nenek-nenek itu hanya melihat sambil kita ajak ngobrol, kegiatan ini cukup seru dan menghibur nenek-nenek yang disana karena kita membercandakan para nenek-nenenk yang disana. Sesudah jadi nama dari kain flanel dan hiasannya kita foto bersama dengan para nenek-nenek dan kelompok kita, seselesainya foto-foto kita langsung menempelnya dipintu kamarnya masing-masing. Lalu sesudah itu kita pun berpamitan kepada nenek-nenek yang ada dipanti Werdha sedih rasanya tidak bisa menghibur mereka lagi, dan mereka berpesan kepada kita bahwa jangan lupa sama mereka dan sering mampir-mapir lagi. Banyak juga pelajaran yang saya dapat dipanti jompo Werdha terutama saya tidak pernah ketemu nenek saya karena nenek saya pun meninggal disaat saya masih kecil, dan dipanti jompo Werdha ini saya bisa merasakan rasanya punya nenek, dan pelajaran yang saya dapat lagi yaitu sebisa mungkin saya harus bisa mengurus orang tua saya hingga sudah tua nanti.
Cindy S : Di pertemuan ke-3 ini merupakan pertemuan terakhir kami dengan nenek-nenek di panti werdha islamic village, dalam pertemuan ini kami membuat prakarya tulisan nama dari masing2 nenek dan memberi mereka hasil cetakan foto bersama kami. Kesan yang teramat dalam saya rasakan dalam pertemuan ini, ada kesedihan tersendiri saat saya mengucapkan selamat berpisah pda nenek nedoh, membuat saya sangat bersyukur akan anugrah-Nya yang sungguh melimpah pada saya.
Cynthia S : Pada pertemuan terakhir kelompok kami bersama para nenek di Panti Jompo Islamic Village, kami lebih banyak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan prakarya. Pagi hari ketika kami baru sampai, para nenek sedang dengan semangat melakukan senam bersama para perawat yang sedang melakukan praktek kerja lapangan. Setelah menunggu tidak terlalu lama, kini giliran kelompok kami melakukan kegiatan bersama para nenek dari Panti Jompo Islamic Village. Pertama – tama setelah memberikan para nenek waktu untuk beristirahat, kelompok kamipun mengajak para nenek untuk kembali duduk bersama di depan kamar yang terletak paling ujung. Disana kami mengajak para nenek untuk membuat nama mereka menggunakan kain flannel, tapi dikarenakan usia para nenek sudah agak kesulitan untuk menggunting dan menempel kain flannel untuk membentuk nama mereka sehingga kami lah yang melakukan hal tersebut sembari mengobrol dan mendengarkan musik bersama para nenek. Dalam kegiatan kali ini, kami banyak mendengar cerita baru dari para nenek, cerita tentang perjuangan hidup mereka, cerita tentang pengalaman mereka di kejadian tahun 98 dan masih banyak lagi. Pertemuan kali ini kembali membawa banyak pelajaran dan pengalaman baru bagi kami semua, terimakasih para nenek sudah mau menerima dan membantu kami lebih memahami sisi lain kehidupan.

Putri O : Pertemuan ini kami rencananya akan membuat kerajinan dari bahan flanel. kami membuat nama nenek nenek tersebut untuk ditaruh didepan pintu kamar masing-masing. Setelah selesai, kami memberi hadiah kepada nenek nenek tersebut yaitu sebuah daster batik untuk dipakai dan nenek nenek tersebut sangat senang dengan pemberian kami.


Nabila dan Putri membuat nama tulisan untuk 3 nenek (Nenek Ana, Nenek Saadah, Nenek Tumbuh)


Cynthia dan Gracia membuat nama tulisan untuk 3 nenek (Nenek Suhaeni, Nenek Marwani, Nenek Mardianah)


Lisa dan Cindy membuat untuk 1 nenek (Nenek Edoh)


Hasil karya kelompok kami untuk para nenek


Proses membuat tulisan nama





Foto kami dengan para nenek





Saat kami memberikan daster kepada para nenek

Rabu, 10 Mei 2017

Pertemuan 3 (Rabu, 3 Mei 2017)


Pada hari Rabu, 3 Mei 2017, kami melakukan kunjungan yang ketiga ke Panti Werdha/Jompo Yayasan Islamic Village. Seperti biasa, kami berkumpul di Binus Alam Sutera, setelah itu berangkat pada pukul 10.30 dan sampai pada pukul 11.15. Sesampainya di sana, beberapa nenek terlihat beristirahat di kamar masing-masing. Namun, ada beberapa nenek yang duduk di depan dan kami menghampiri mereka dan menyapa mereka. Mereka menyambut kami dengan senyum yang ceria. Kami pun mengingatkan mereka bahwa kami yang waktu itu datang pada hari Senin karena beberapa dari mereka sudah lupa dengan kami. Para nenek juga terlihat senang atas kedatangan kami.  
Kegiatan yang akan kami lakukan adalah menemani nenek dengan mengobrol, membacakan cerita dari buku, mendengarkan musik, dan hal-hal lainnya. Seperti biasa karena para nenek duduk terpisah-pisah, kami harus membagi kelompok menjadi 4. Inilah kesan kami selama pertemuan ketiga :
Gracia R : Seperti biasa, kami membagi kelompok lagi, namun, kali ini saya dan Cynthia masing-masing menemani 1 nenek karena ada 1 nenek yang baru kami temui. Setelah kami masing-masing menemani nenek yang ada di depan kamar masing-masing, kami membagikan donat yang kami bawa kepada mereka. Mereka terlihat senang dengan pemberian kami. Setelah itu, kami juga membawa buku untuk dibacakan untuk mereka, tetapi mereka lebih suka untuk bercerita kepada kami mengenai kehidupan mereka sewaktu masih muda. Karena saya menemani nenek yang belum ditemani waktu pertemuan 2, banyak hal yang dapat kami bicarakan. Nenek itu menceritakan kehidupannya selama dia muda, bagaimana susahnya mendapatkan makan, susahnya pendidikan pada saat itu, dan lainnya. Saya merasa tertegun dan kasihan mendengar cerita nenek tersebut. Kami juga mendengarkan musik tradisional melalui speaker yang dibawa oleh Cindy. Nenek terlihat senang karena mereka tidak biasa untuk mendengarkan music ataupun lagu. Di kamar depan yang ditemani oleh Nabila dan Putri terlihat ramai, mereka pun mengajak nenek-nenek yang lain untuk bergabung. Kami pun akhirnya berkumpul di depan kamar paling depan dan bercengkrama bersama. Sangat menyenangkan melihat nenek dapat saling mengobrol karena biasanya mereka hanya duduk di depan kamar masing-masing. Saya juga senang sekali melihat nenek dapat tersenyum dan bercerita satu sama lain.
Cynthia : Pada kunjungan kedua kelompok kami ke Panti Werdha Islamic Village, kelompok kami membawakan beberapa donat dan buku bacaan karena pada pertemuan pertama beberapa nenek bertanya jika kami membawa buku atau tidak, Cindy juga membawakan speaker untuk para nenek mendengarkan musik. Ketika kelompok kami sampai di Panti Werdha, kebanyakan nenek sedang beristirahat. Ketika kembali mengobrol dengan seorang nenek sambil menawarkan donat, nenek menceritakan bahwa mereka telah melakukan aktivitas senam dan membuat kerajinan dengan para murid akademis keperawatan di sana. Setelah mengobrol sebentar, tiba waktunya menjalankan shalat dan hampir semua nenek pergi ke kamar shalat untuk menjalankan kewajiban beribadahnya. Setelah selesai menjalankan shalat, para nenek kembali bercengkrama bersama kelompok kami. Dua kamar terdepan dengan penghuni yang masih lengkap (terdapat 2 nenek di masing – masing kamar) membuat bagian depan terlihat lebih ramai ketika para nenek sedang mengobrol dengan Putri, Nabila, Cindy, dan Ellysa. Ketika saya mengobrol dengan nenek Sukaendah, nenek bertanya jika saya ingin bergabung dengan kumpulan di depan, maka saya dan nenek berjalan ke bagian depan yang lebih ramai, begitu juga dengan nenek yang sedang mengobrol dengan Gracia. Akhirnya seluruh anggota kelompok kami dan semua nenek yang sedang terbangun kala itu mengobrol bersama. Semua nenek tampak begitu senang mengobrol bersama, tertawa, bergosip, ataupun mengenang berbagai kejadian lama, tidak jarang cerita yang dikisahkan para nenek merupakan cerita yang cukup menyedihkan, tapi mereka tetap dapat tertawa dan bahkan bernyanyi sambil berjoget. Saat kami pulang pun, nenek berkata “nanti mampir lagi kan, neng?”, memberikan kesan manis bagi kami semua. Pertemuan kali ini mengajarkan kami tentang bahagia yang rupanya dapat hadir dalam rupa yang sangat sederhana.
Elyssa : Pada tanggal 3 May kelompok kami berkunjung lagi ke panti jompo Islamic Village dan segera mencari ibu Amelia untuk memberitau kehadiran kami disitu. Namun ibu Amelia pada saat itu sedang diluar dan kami diberitaukan bahwa dia akan segera balik. Sehingga kami pun langsung memulai aktivitas kami dengan para penghuni panti jompo. Pada hari itu kami membawakan cemilan untuk para penghuni di panti jompo tersebut, beserta juga buku-buku dengan cerita yang bervariasi untuk kita bacakan kepada mereka. Seperti pertemuan sebelumnya kami pun dibagi menjadi berdua-dua dan saya saat itu berdua dengan Cindy. Kami berdua menemani nenek yang bernama Edoh. Kami berbagi cerita dengan nenek Edoh, sebaliknya nenek Edoh pun juga bercerita tentang pengalamannya. Hari itu adalah hari yang sangat tenang dan kami ingin membuat suasana di panti jompo tersebut terasa lebih nyaman, sehingga kelompok kami membawa speaker pada hari itu agar penghuni disitu dapat mendengarkan musik sambil bersantai. Mereka terlihat sangat senang dengan adanya iringan musik. Waktu pun terus berjalan dan menunjukkan waktu untuk sholat dzuhur, sehingga kami pun mengajak dan menemani mereka untuk sholat. Setelah itu mereka pun dibagikan makan siang dan kami pun berpamitan kepada mereka untuk pulang. Kami pun menginformasikan kepada punghuni di panti jompo tersebut bahwa kita masih akan kembali kesitu lagi untuk meneruskan aktivitas-aktivitas yang sudah kami rencanakan.
Cindy : Hari kedua kami melakukan perkenalan dengan masing-masing nenek lalu membagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing terdiri dari 2 orang, saya bersama Lisa menemani Nenek Edoh selama pertemuan kedua ini.. kami mendengarkan cerita mereka, curahan hati mereka, layaknya seorang lansia yang suka bercerita pada generasi muda dibawahnya. Yang saya rasakan adalah bahwa betapa bersyukurnya saya pada rahmat yang diberikan-Nya kepada saya, Dari sini saya mendapat pelajaran untuk lebih menyanyangi orangtua saya dan menghargai mereka lebih lagi. 
Nabila Q : Sesampainya kita dipanti siang hari, para nenek-nenek sendang tidur-tiduran dikamarnya masing-masing. Disaat kita sedang izin dengan pengurus panti para nenek-nenek pun bangun dari tempat tidurnya dan langsung duduk didepan didepan pintu kamarnya. Pertemuan kedua kita membawa donat dan buku-buku cerita untuk kita bacakan kepada nenek-nenek yang ada disana. Di saat kita menawarkan donat para nenek pun senang dan langsung memilih donat yang mereka suka, tetapi mereka memilih untuk menyimpannya karena mereka merasa kenyang kata Nenek Saadah dan Anna. Sesudah menawarkan donat saya bertanya kepada Nenek Anna ingin dibacakan cerita apa atau hanya ingin mengobrol saja, dan beliau bilang hanya ingin mengobrol saja. Tapi sebagian nenek ada yang minta dibacakan cerita juga. Saya banyak ngobrol dengan Nenek Anna dan Saadah dan saya mulai mengetahui bahwa Nenek Anna tidak punya keluarga di Tangerang, nenek Saadah pun yang menceritakan tetapi nenek Saadah masih mempunyai anak yang tinggal di Gading Serpong, kata Nenek Saadah beliau ditempatkan dipanti jompo karena nenek saadah suka sekali berjualan keliling sedangkan anaknya tidak setuju maka dari itu Nenek Saadah ditempatkan dipanti jompo, dan masih banyak lagi cerita-cerita yang diceritakan oleh Nenek Saadah dan Anna.



Cynthia dan Gracia dengan Nenek Tumbuh


Lisa dan Cindy dengan nenek Edoh


Nabila dan Putri dengan Nenek Suhaeni








Selasa, 09 Mei 2017

Pertemuan 2 (Senin, 1 Mei 2017)


Pada hari Senin, 1 Mei 2017, kami melakukan kunjungan untuk pertemuan 2 di Panti Werdha/Jompo Islamic Village. Kami berkumpul di kampus sekitar pukul 07.00 dan ketika semua sudah berkumpul, kami pun leangsung menuju ke panti tersebut. Sesampainya di sana pada pukul 07.45, kami menunggu Ibu Amelia yang sedang melakukan briefing kepada murid dari AKPER. Setelah selesai, giliran kami berenam yang melakukan briefing sebelum kami membantu di panti jompo tersebut. Selama briefing, kami diberitahukan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan. Ibu Amelia juga memberitahukan kepada kami bahwa ada murid-murid dari AKPER yang akan membantu, hanya saja tugas mereka lebih banyak, kami di sana hanya untuk menemani nenek-nenek yang ada.
Setelah melakukan briefing, kami memperkenalkan diri kamu kepada nenek-nenek yang ada pada saat itu. Nenek-nenek duduk di depan pintu kamar masing-masing. Kebanyakan mereka tidur sendirian di kamar, tetapi ada juga yang tidur berdua atau bertiga dalam satu kamar. Kami berenam memperkenalkan diri kami kepada nenek-nenek yang ada. Terdapat nenek Mardiana, nenek Ana, nenek Saadah, nenek Edoh, nenek Sukaendah, nenek Tumu, dan nenek yang lainnya yang kami belum temui karena mereka sedang tidur saat itu. Ketika kami selesai memperkenalkan diri, kami membagi kelompok menjadi 3, Gracia dengan Cynthia; Lisa dengan Cindy; dan Nabila dengan Putri. Masing-masing dari kelompok kami menemani 1-2 nenek. Inilah kesan pesan kami selama menemani nenek di panti itu :
Gracia R : Ketika pertama kali saya datang, saya merasa canggung dan bingung dengan apa yang harus saya lakukan karena saya jarang mengobrol dengan lansia. Saya bingung apa yang harus saya lakukan selama menemani nenek-nenek. Hal pertama yang kami lakukan adalah memperkenalkan diri dan menyapa semua nenek yang ada di sana dan mereka menyambut kami dengan hangat dan gembira. Setelah itu, kami membagi kelompok menjadi 3 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Saya dan Cynthia menemani seorang nenek bernama nenek Sukaendah. Nenek Sukaendah sangat baik dan ramah. Mungkin karena kami baru pertemu pertama kali, kami masing agak canggung satu sama lain, namun saya dan Cynthia yang sering menanyakan kepada nenek tersebut pertanyaan, seperti apakah nenek sudah makan?, kemarin tidur jam berapa, dan pertanyaan lainnya. Nenek dengan senang menjawab pertanyaan kami dan percakapan itupun jadi berlanjut. Nenek juga bercerita bagaimana waktu dia masih kecil, kehidupan dia pada zaman jajahan Jepang, tidak dapat bersekolah, makan dan mandi masih susah. Mendengar itu, saya merasa kasihan sekaligus merasa bersyukur atas kehidupan yang saya jalani sekarang ini. Kami juga menanyakan aktivitas apa saja yang biasa dilakukan nenek selama berada di panti dan kegiatan apa yang nenek suka lakukan. Hal itu saya tanyakan supaya kami bisa menyusun aktivitas untuk kunjungan kami yang ketiga. Kami juga menanyakan kesehatan nenek Sukaendah. Nenek berkata bahwa dia setiap hari diukur tensinya oleh suster dari AKPER. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari kunjungan tersebut, banyak yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Cindy S : Hari pertama kunjungan ke Panti Werdha Islamic, tidak banyak hal yang kami lakukan hanya bersalaman dengan nenek-nenek disekitar namun ketika melihat para nenek-nenek pertama kali, saya merasakan getaran kesedihan dan kegembiraan yang mereka rasakan dari tatapan mata mereka dan membuat saya semangat untuk menemani mereka di hari berikutnya. 
Cynthia S : Pada hari pertama kunjungan ke Panti Werdha Islamic Village saya merasakan pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya, bercengkrama dengan para nenek – nenek yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Hari pertama, kelompok kami melakukan perkenalan sambil berbincang dengan para nenek yang tinggal di panti jompo tersebut. Ada nenek yang masih muda dan suka bercanda dan bernyanyi, ada nenek yang sudah sangat berumur dan masih rajin menjalankan shalat, ada nenek yang masih kuat untuk membantu di dapur, bahkan ada nenek yang sudah lupa dengan namanya sendiri. Pada pertemuan pertama saya dan gracia banyak mengobrol dengan nenek Sukaendah, ia begitu baik dan rajin. Banyak hal yang diceritakan nenek, tentang betapa sulitnya menjalani kehidupan di zaman Jepang, hingga bagaimana kemudian kehidupan menjadi lebih mudah setelah kemerdekaan. Cerita tersebut mungkin sudah sering didengar melalui pelajaran sejarah, tetapi mendengarkan cerita tersebut dari saksi hidup seperti nenek Sukaendah membuatnya terasa berbeda. Nenek Sukaendah begitu rajin, bangun di pagi hari untuk shalat subuh walaupun berjalan sudah agak sulit baginya, nenek juga begitu baik tidak memperbolehkan Gracia duduk di lantai, setiap kali melihat Gracia jongkok atau duduk di lantai nenek selalu mengatakan bahwa celananya bisa jadi kotor atau Gracia bisa merasa dingin jika duduk di lantai, selain itu nenek juga suka memuji kami berdua terlihat cantik, menyenangkan sekali mengobrol dengan nenek Sukaendah. Nenek Sukaendah juga sangat lucu, apalagi ketika nenek berseteru dengan nenek Edo yang tinggal di kamar sebelah kamarnya, mengobrol dengan beberapa nenek di Panti Werdha Islamic Village cukup menghibur dan memberi banyak pelajaran baru, terutama tentang artinya bersyukur dan rajin menjalankan ibadah.
Nabila Q : Ini merupakan kunjungan kedua saya setelah survey Panti Jompo Werda. Panti Jompo Werdha yang bertempat di Islamic Village ini tempat yang cukup nyaman. Disana terdapat 9 orang nenek yang tinggal disana, memang panti Jompo Werda khusus panti jompo para nenek-nenek. Dalam satu kamar terdapat 2 nenek, tetapi tidak semua kamar berisi dua nenek. Kami ber-6 dibagi menjadi 3, saya dengan putri kebagian untuk kamar pertama, dikamar tersebut terdapat 2 nenek yang bernama nenek Ana dan nenek Saadah. Pertama-tama yang kita lakukan berkenalan kepada semua nenek yang ada di Panti Jompo Werda lalu kita menyebar untuk mengenal lagi dan mengajak ngobrol nenek yang ada di Panti Jompo Werdha tersebut. Nenek-nenek yang berada disana menyambut kita dengan hangat, merespon kedatangan kita dengan baik. Hari pertama kita mengenal masing-masing nenek, kita menanyakan kesehatan mereka, penyakit yang diderita, menanyakan makanan kesukaan mereka, dan ingin melakukan kegiatan apa untuk pertemuan selanjutnya. Saya disana sering mengajak ngobrol nenek Ana yang berumur sekitar 60 tahunan belau juga tidak terlalu ingat umurnya, kita ngobrol banyak hal seperti awalnya dia menanyakan saya tinggal dimana dan disitulah saya baru nanya beliau tinggal dimana, karena saya takut beliau sedih untuk menanyakan beliau tinggal dimana sebelum beliau ditempatkan di Panti Jompo Werda. Nenek Ana mempunyai penyakit darah tinggi namun beliau tidak rutin untuk minum obat darah tingginya sehingga sewaktu saya kesana beliau mengeluh pusing, disitu saya menanyakan kepada suster obat nenek Ana dan saya membujuknya untuk minum obat darah tinggi tersebut. Hanya itu yang kita lakukan dihari pertama untuk mengenal masing-masing nenek.
Elyssa Y : Pada tanggal 1 Mei, saya dan kelompok saya mengunjungi panti jompo di Islamic Village untuk melakukan sosialisasi. Kami tiba di panti jompo di pagi hari dan kami melihat keliling-liling panti jompo sambil menunggu ibu Amelia, selaku pengurus di panti jompo tersebut. Pada hari itu kami berbincang dan mendiskusikan kegiatan-kegiatan apa saja yang kelompok kami akan lakukan di panti jompo selama melakukan sosialisasi tersebut dengan Ibu Amelia. Setelah itu kami memperkenalkan diri masing-masing kepada penghuni di panti jompo tersebut, yaitu para lansia. Mereka sangat senang dan sangat menerima kehadiran kelompok kami di panti jompo tersebut. Pada hari itu, kelompok kami memutuskan untuk berpencar berdua-dua dan menghampiri para nenek untuk mengajak bercerita dan untuk saling memperkenalkan diri. Pada awalnya mereka tidak begitu banyak berbicara atau berinteraksi, namun dengan seringnya kami menanyakan pertanyaan mereka pun mulai nyaman dan terbuka untuk berinteraksi dengan kami. Dari interaksi tersebut kami jadi mengetahui aktivitas apa saja yang mereka ingin lakukan dan biasa mereka lakukan di panti jompo tersebut. Lalu setelah lama berbincang-bincang kami pun pamit untuk pulang dan memberitaukan Ibu Amelia bahwa kelompok kami akan datang lagi ke panti jompo tersebut dalam waktu yang dekat.
Putri O : Saya sekelompok dengan Nabila, memilih untuk mengobrol dengan Nenek Ana dan Nenek Saadah. Kedua nenek ini sangatlah lucu, Nenek Ana yang pendiam seringkali menjadi bahan bercandaan Nenek Saadah. pada awalnya kami masih canggung karena bingung ingin melakukan hal apa saja karena kami tidak membawa apapun seperti buku atau makanan. Pertemuan ini kami hanya menanyakan keseharian dan mereka bercerita tentang zaman dahulu. Setelah waktu berkunjung habis, kami pamit dan bilang akan datang lagi di lain waktu.

Lokasi Panti Werdha/Jompo Islamic Village

Nabila, Cynthia, Gracia, Lisa, Cindy, Putri


Lisa dan Cindy dengan nenek Edoh


Gracia dan Cynthia dengan nenek Sukaendah


Putri dengan nenek Saadah


Nabila dengan nenek Ana


 AKPER saat melakukan pengukuran tensi















Pertemuan 4 (Sabtu, 13 Mei 2017)

Pada hari Sabtu, 13 Mei 2017, kami melakukan kunjungan terakhir ke panti ini. Kami kumpul seperti biasa di Kampus Binus Alam Sutera ...