Selasa, 09 Mei 2017

Pertemuan 2 (Senin, 1 Mei 2017)


Pada hari Senin, 1 Mei 2017, kami melakukan kunjungan untuk pertemuan 2 di Panti Werdha/Jompo Islamic Village. Kami berkumpul di kampus sekitar pukul 07.00 dan ketika semua sudah berkumpul, kami pun leangsung menuju ke panti tersebut. Sesampainya di sana pada pukul 07.45, kami menunggu Ibu Amelia yang sedang melakukan briefing kepada murid dari AKPER. Setelah selesai, giliran kami berenam yang melakukan briefing sebelum kami membantu di panti jompo tersebut. Selama briefing, kami diberitahukan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan. Ibu Amelia juga memberitahukan kepada kami bahwa ada murid-murid dari AKPER yang akan membantu, hanya saja tugas mereka lebih banyak, kami di sana hanya untuk menemani nenek-nenek yang ada.
Setelah melakukan briefing, kami memperkenalkan diri kamu kepada nenek-nenek yang ada pada saat itu. Nenek-nenek duduk di depan pintu kamar masing-masing. Kebanyakan mereka tidur sendirian di kamar, tetapi ada juga yang tidur berdua atau bertiga dalam satu kamar. Kami berenam memperkenalkan diri kami kepada nenek-nenek yang ada. Terdapat nenek Mardiana, nenek Ana, nenek Saadah, nenek Edoh, nenek Sukaendah, nenek Tumu, dan nenek yang lainnya yang kami belum temui karena mereka sedang tidur saat itu. Ketika kami selesai memperkenalkan diri, kami membagi kelompok menjadi 3, Gracia dengan Cynthia; Lisa dengan Cindy; dan Nabila dengan Putri. Masing-masing dari kelompok kami menemani 1-2 nenek. Inilah kesan pesan kami selama menemani nenek di panti itu :
Gracia R : Ketika pertama kali saya datang, saya merasa canggung dan bingung dengan apa yang harus saya lakukan karena saya jarang mengobrol dengan lansia. Saya bingung apa yang harus saya lakukan selama menemani nenek-nenek. Hal pertama yang kami lakukan adalah memperkenalkan diri dan menyapa semua nenek yang ada di sana dan mereka menyambut kami dengan hangat dan gembira. Setelah itu, kami membagi kelompok menjadi 3 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Saya dan Cynthia menemani seorang nenek bernama nenek Sukaendah. Nenek Sukaendah sangat baik dan ramah. Mungkin karena kami baru pertemu pertama kali, kami masing agak canggung satu sama lain, namun saya dan Cynthia yang sering menanyakan kepada nenek tersebut pertanyaan, seperti apakah nenek sudah makan?, kemarin tidur jam berapa, dan pertanyaan lainnya. Nenek dengan senang menjawab pertanyaan kami dan percakapan itupun jadi berlanjut. Nenek juga bercerita bagaimana waktu dia masih kecil, kehidupan dia pada zaman jajahan Jepang, tidak dapat bersekolah, makan dan mandi masih susah. Mendengar itu, saya merasa kasihan sekaligus merasa bersyukur atas kehidupan yang saya jalani sekarang ini. Kami juga menanyakan aktivitas apa saja yang biasa dilakukan nenek selama berada di panti dan kegiatan apa yang nenek suka lakukan. Hal itu saya tanyakan supaya kami bisa menyusun aktivitas untuk kunjungan kami yang ketiga. Kami juga menanyakan kesehatan nenek Sukaendah. Nenek berkata bahwa dia setiap hari diukur tensinya oleh suster dari AKPER. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari kunjungan tersebut, banyak yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Cindy S : Hari pertama kunjungan ke Panti Werdha Islamic, tidak banyak hal yang kami lakukan hanya bersalaman dengan nenek-nenek disekitar namun ketika melihat para nenek-nenek pertama kali, saya merasakan getaran kesedihan dan kegembiraan yang mereka rasakan dari tatapan mata mereka dan membuat saya semangat untuk menemani mereka di hari berikutnya. 
Cynthia S : Pada hari pertama kunjungan ke Panti Werdha Islamic Village saya merasakan pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya, bercengkrama dengan para nenek – nenek yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Hari pertama, kelompok kami melakukan perkenalan sambil berbincang dengan para nenek yang tinggal di panti jompo tersebut. Ada nenek yang masih muda dan suka bercanda dan bernyanyi, ada nenek yang sudah sangat berumur dan masih rajin menjalankan shalat, ada nenek yang masih kuat untuk membantu di dapur, bahkan ada nenek yang sudah lupa dengan namanya sendiri. Pada pertemuan pertama saya dan gracia banyak mengobrol dengan nenek Sukaendah, ia begitu baik dan rajin. Banyak hal yang diceritakan nenek, tentang betapa sulitnya menjalani kehidupan di zaman Jepang, hingga bagaimana kemudian kehidupan menjadi lebih mudah setelah kemerdekaan. Cerita tersebut mungkin sudah sering didengar melalui pelajaran sejarah, tetapi mendengarkan cerita tersebut dari saksi hidup seperti nenek Sukaendah membuatnya terasa berbeda. Nenek Sukaendah begitu rajin, bangun di pagi hari untuk shalat subuh walaupun berjalan sudah agak sulit baginya, nenek juga begitu baik tidak memperbolehkan Gracia duduk di lantai, setiap kali melihat Gracia jongkok atau duduk di lantai nenek selalu mengatakan bahwa celananya bisa jadi kotor atau Gracia bisa merasa dingin jika duduk di lantai, selain itu nenek juga suka memuji kami berdua terlihat cantik, menyenangkan sekali mengobrol dengan nenek Sukaendah. Nenek Sukaendah juga sangat lucu, apalagi ketika nenek berseteru dengan nenek Edo yang tinggal di kamar sebelah kamarnya, mengobrol dengan beberapa nenek di Panti Werdha Islamic Village cukup menghibur dan memberi banyak pelajaran baru, terutama tentang artinya bersyukur dan rajin menjalankan ibadah.
Nabila Q : Ini merupakan kunjungan kedua saya setelah survey Panti Jompo Werda. Panti Jompo Werdha yang bertempat di Islamic Village ini tempat yang cukup nyaman. Disana terdapat 9 orang nenek yang tinggal disana, memang panti Jompo Werda khusus panti jompo para nenek-nenek. Dalam satu kamar terdapat 2 nenek, tetapi tidak semua kamar berisi dua nenek. Kami ber-6 dibagi menjadi 3, saya dengan putri kebagian untuk kamar pertama, dikamar tersebut terdapat 2 nenek yang bernama nenek Ana dan nenek Saadah. Pertama-tama yang kita lakukan berkenalan kepada semua nenek yang ada di Panti Jompo Werda lalu kita menyebar untuk mengenal lagi dan mengajak ngobrol nenek yang ada di Panti Jompo Werdha tersebut. Nenek-nenek yang berada disana menyambut kita dengan hangat, merespon kedatangan kita dengan baik. Hari pertama kita mengenal masing-masing nenek, kita menanyakan kesehatan mereka, penyakit yang diderita, menanyakan makanan kesukaan mereka, dan ingin melakukan kegiatan apa untuk pertemuan selanjutnya. Saya disana sering mengajak ngobrol nenek Ana yang berumur sekitar 60 tahunan belau juga tidak terlalu ingat umurnya, kita ngobrol banyak hal seperti awalnya dia menanyakan saya tinggal dimana dan disitulah saya baru nanya beliau tinggal dimana, karena saya takut beliau sedih untuk menanyakan beliau tinggal dimana sebelum beliau ditempatkan di Panti Jompo Werda. Nenek Ana mempunyai penyakit darah tinggi namun beliau tidak rutin untuk minum obat darah tingginya sehingga sewaktu saya kesana beliau mengeluh pusing, disitu saya menanyakan kepada suster obat nenek Ana dan saya membujuknya untuk minum obat darah tinggi tersebut. Hanya itu yang kita lakukan dihari pertama untuk mengenal masing-masing nenek.
Elyssa Y : Pada tanggal 1 Mei, saya dan kelompok saya mengunjungi panti jompo di Islamic Village untuk melakukan sosialisasi. Kami tiba di panti jompo di pagi hari dan kami melihat keliling-liling panti jompo sambil menunggu ibu Amelia, selaku pengurus di panti jompo tersebut. Pada hari itu kami berbincang dan mendiskusikan kegiatan-kegiatan apa saja yang kelompok kami akan lakukan di panti jompo selama melakukan sosialisasi tersebut dengan Ibu Amelia. Setelah itu kami memperkenalkan diri masing-masing kepada penghuni di panti jompo tersebut, yaitu para lansia. Mereka sangat senang dan sangat menerima kehadiran kelompok kami di panti jompo tersebut. Pada hari itu, kelompok kami memutuskan untuk berpencar berdua-dua dan menghampiri para nenek untuk mengajak bercerita dan untuk saling memperkenalkan diri. Pada awalnya mereka tidak begitu banyak berbicara atau berinteraksi, namun dengan seringnya kami menanyakan pertanyaan mereka pun mulai nyaman dan terbuka untuk berinteraksi dengan kami. Dari interaksi tersebut kami jadi mengetahui aktivitas apa saja yang mereka ingin lakukan dan biasa mereka lakukan di panti jompo tersebut. Lalu setelah lama berbincang-bincang kami pun pamit untuk pulang dan memberitaukan Ibu Amelia bahwa kelompok kami akan datang lagi ke panti jompo tersebut dalam waktu yang dekat.
Putri O : Saya sekelompok dengan Nabila, memilih untuk mengobrol dengan Nenek Ana dan Nenek Saadah. Kedua nenek ini sangatlah lucu, Nenek Ana yang pendiam seringkali menjadi bahan bercandaan Nenek Saadah. pada awalnya kami masih canggung karena bingung ingin melakukan hal apa saja karena kami tidak membawa apapun seperti buku atau makanan. Pertemuan ini kami hanya menanyakan keseharian dan mereka bercerita tentang zaman dahulu. Setelah waktu berkunjung habis, kami pamit dan bilang akan datang lagi di lain waktu.

Lokasi Panti Werdha/Jompo Islamic Village

Nabila, Cynthia, Gracia, Lisa, Cindy, Putri


Lisa dan Cindy dengan nenek Edoh


Gracia dan Cynthia dengan nenek Sukaendah


Putri dengan nenek Saadah


Nabila dengan nenek Ana


 AKPER saat melakukan pengukuran tensi















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pertemuan 4 (Sabtu, 13 Mei 2017)

Pada hari Sabtu, 13 Mei 2017, kami melakukan kunjungan terakhir ke panti ini. Kami kumpul seperti biasa di Kampus Binus Alam Sutera ...