Pada hari Rabu, 3 Mei 2017, kami
melakukan kunjungan yang ketiga ke Panti Werdha/Jompo Yayasan Islamic Village.
Seperti biasa, kami berkumpul di Binus Alam Sutera, setelah itu berangkat pada
pukul 10.30 dan sampai pada pukul 11.15. Sesampainya di sana, beberapa nenek
terlihat beristirahat di kamar masing-masing. Namun, ada beberapa nenek yang
duduk di depan dan kami menghampiri mereka dan menyapa mereka. Mereka menyambut
kami dengan senyum yang ceria. Kami pun mengingatkan mereka bahwa kami yang
waktu itu datang pada hari Senin karena beberapa dari mereka sudah lupa dengan
kami. Para nenek juga terlihat senang atas kedatangan kami.
Kegiatan yang akan kami lakukan
adalah menemani nenek dengan mengobrol, membacakan cerita dari buku,
mendengarkan musik, dan hal-hal lainnya. Seperti biasa karena para nenek duduk
terpisah-pisah, kami harus membagi kelompok menjadi 4. Inilah kesan kami selama
pertemuan ketiga :
Gracia R : Seperti biasa, kami membagi kelompok lagi, namun,
kali ini saya dan Cynthia masing-masing menemani 1 nenek karena ada 1 nenek
yang baru kami temui. Setelah kami masing-masing menemani nenek yang ada di
depan kamar masing-masing, kami membagikan donat yang kami bawa kepada mereka.
Mereka terlihat senang dengan pemberian kami. Setelah itu, kami juga membawa
buku untuk dibacakan untuk mereka, tetapi mereka lebih suka untuk bercerita
kepada kami mengenai kehidupan mereka sewaktu masih muda. Karena saya menemani
nenek yang belum ditemani waktu pertemuan 2, banyak hal yang dapat kami
bicarakan. Nenek itu menceritakan kehidupannya selama dia muda, bagaimana
susahnya mendapatkan makan, susahnya pendidikan pada saat itu, dan lainnya.
Saya merasa tertegun dan kasihan mendengar cerita nenek tersebut. Kami juga
mendengarkan musik tradisional melalui speaker yang dibawa oleh Cindy. Nenek
terlihat senang karena mereka tidak biasa untuk mendengarkan music ataupun
lagu. Di kamar depan yang ditemani oleh Nabila dan Putri terlihat ramai, mereka
pun mengajak nenek-nenek yang lain untuk bergabung. Kami pun akhirnya berkumpul
di depan kamar paling depan dan bercengkrama bersama. Sangat menyenangkan
melihat nenek dapat saling mengobrol karena biasanya mereka hanya duduk di
depan kamar masing-masing. Saya juga senang sekali melihat nenek dapat tersenyum
dan bercerita satu sama lain.
Cynthia : Pada kunjungan kedua kelompok kami ke Panti Werdha
Islamic Village, kelompok kami membawakan beberapa donat dan buku bacaan karena
pada pertemuan pertama beberapa nenek bertanya jika kami membawa buku atau
tidak, Cindy juga membawakan speaker untuk para nenek mendengarkan musik.
Ketika kelompok kami sampai di Panti Werdha, kebanyakan nenek sedang
beristirahat. Ketika kembali mengobrol dengan seorang nenek sambil menawarkan
donat, nenek menceritakan bahwa mereka telah melakukan aktivitas senam dan
membuat kerajinan dengan para murid akademis keperawatan di sana. Setelah
mengobrol sebentar, tiba waktunya menjalankan shalat dan hampir semua nenek
pergi ke kamar shalat untuk menjalankan kewajiban beribadahnya. Setelah selesai
menjalankan shalat, para nenek kembali bercengkrama bersama kelompok kami. Dua
kamar terdepan dengan penghuni yang masih lengkap (terdapat 2 nenek di masing –
masing kamar) membuat bagian depan terlihat lebih ramai ketika para nenek
sedang mengobrol dengan Putri, Nabila, Cindy, dan Ellysa. Ketika saya mengobrol
dengan nenek Sukaendah, nenek bertanya jika saya ingin bergabung dengan
kumpulan di depan, maka saya dan nenek berjalan ke bagian depan yang lebih
ramai, begitu juga dengan nenek yang sedang mengobrol dengan Gracia. Akhirnya
seluruh anggota kelompok kami dan semua nenek yang sedang terbangun kala itu
mengobrol bersama. Semua nenek tampak begitu senang mengobrol bersama, tertawa,
bergosip, ataupun mengenang berbagai kejadian lama, tidak jarang cerita yang
dikisahkan para nenek merupakan cerita yang cukup menyedihkan, tapi mereka
tetap dapat tertawa dan bahkan bernyanyi sambil berjoget. Saat kami pulang pun,
nenek berkata “nanti mampir lagi kan, neng?”, memberikan kesan manis bagi kami
semua. Pertemuan kali ini mengajarkan kami tentang bahagia yang rupanya dapat
hadir dalam rupa yang sangat sederhana.
Elyssa : Pada tanggal 3 May kelompok kami berkunjung lagi ke
panti jompo Islamic Village dan segera mencari ibu Amelia untuk memberitau
kehadiran kami disitu. Namun ibu Amelia pada saat itu sedang diluar dan kami
diberitaukan bahwa dia akan segera balik. Sehingga kami pun langsung memulai
aktivitas kami dengan para penghuni panti jompo. Pada hari itu kami membawakan
cemilan untuk para penghuni di panti jompo tersebut, beserta juga buku-buku
dengan cerita yang bervariasi untuk kita bacakan kepada mereka. Seperti
pertemuan sebelumnya kami pun dibagi menjadi berdua-dua dan saya saat itu
berdua dengan Cindy. Kami berdua menemani nenek yang bernama Edoh. Kami berbagi
cerita dengan nenek Edoh, sebaliknya nenek Edoh pun juga bercerita tentang
pengalamannya. Hari itu adalah hari yang sangat tenang dan kami ingin membuat
suasana di panti jompo tersebut terasa lebih nyaman, sehingga kelompok kami
membawa speaker pada hari itu agar penghuni disitu dapat mendengarkan musik
sambil bersantai. Mereka terlihat sangat senang dengan adanya iringan musik.
Waktu pun terus berjalan dan menunjukkan waktu untuk sholat dzuhur, sehingga
kami pun mengajak dan menemani mereka untuk sholat. Setelah itu mereka pun
dibagikan makan siang dan kami pun berpamitan kepada mereka untuk pulang. Kami
pun menginformasikan kepada punghuni di panti jompo tersebut bahwa kita masih
akan kembali kesitu lagi untuk meneruskan aktivitas-aktivitas yang sudah kami
rencanakan.
Cindy : Hari kedua kami melakukan perkenalan dengan
masing-masing nenek lalu membagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing
terdiri dari 2 orang, saya bersama Lisa menemani Nenek Edoh selama pertemuan
kedua ini.. kami mendengarkan cerita mereka, curahan hati mereka, layaknya
seorang lansia yang suka bercerita pada generasi muda dibawahnya. Yang saya
rasakan adalah bahwa betapa bersyukurnya saya pada rahmat yang diberikan-Nya
kepada saya, Dari sini saya mendapat pelajaran untuk lebih menyanyangi orangtua
saya dan menghargai mereka lebih lagi.
Nabila Q :
Sesampainya kita dipanti siang hari, para nenek-nenek sendang tidur-tiduran
dikamarnya masing-masing. Disaat kita sedang izin dengan pengurus panti para
nenek-nenek pun bangun dari tempat tidurnya dan langsung duduk didepan didepan
pintu kamarnya. Pertemuan kedua kita membawa donat dan buku-buku cerita untuk
kita bacakan kepada nenek-nenek yang ada disana. Di saat kita menawarkan donat
para nenek pun senang dan langsung memilih donat yang mereka suka, tetapi
mereka memilih untuk menyimpannya karena mereka merasa kenyang kata Nenek
Saadah dan Anna. Sesudah menawarkan donat saya bertanya kepada Nenek Anna ingin
dibacakan cerita apa atau hanya ingin mengobrol saja, dan beliau bilang hanya ingin
mengobrol saja. Tapi sebagian nenek ada yang minta dibacakan cerita juga. Saya
banyak ngobrol dengan Nenek Anna dan Saadah dan saya mulai mengetahui bahwa
Nenek Anna tidak punya keluarga di Tangerang, nenek Saadah pun yang
menceritakan tetapi nenek Saadah masih mempunyai anak yang tinggal di Gading
Serpong, kata Nenek Saadah beliau ditempatkan dipanti jompo karena nenek saadah
suka sekali berjualan keliling sedangkan anaknya tidak setuju maka dari itu
Nenek Saadah ditempatkan dipanti jompo, dan masih banyak lagi cerita-cerita
yang diceritakan oleh Nenek Saadah dan Anna.
Cynthia dan Gracia dengan Nenek Tumbuh
Lisa dan Cindy dengan nenek Edoh
Nabila dan Putri dengan Nenek Suhaeni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar